Pelajaran dari Surah An Nisa' 83:

Pelajaran dari Surah An Nisa' 83

وَإِذَا جَآءَهُمْ أَمْرٌ مِّنَ ٱلْأَمْنِ أَوِ ٱلْخَوْفِ أَذَاعُوا۟ بِهِۦ ۖ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى ٱلرَّسُولِ وَإِلَىٰٓ أُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ ٱلَّذِينَ يَسْتَنۢبِطُونَهُۥ مِنْهُمْ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُۥ لَٱتَّبَعْتُمُ ٱلشَّيْطَٰنَ إِلَّا قَلِيلًا
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).

1- Salah satu prinsip penting dalam Islam adalah menjaga kerahasiaan informasi perang. Pengumuman perang menjadi wewenang pimpinan militer tertinggi. Hal ini dilakukan untuk menghindari ketakutan atau kekacauan yang mungkin timbul jika pengumuman perang dilakukan terlalu dini.
(وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ)

2- Keputusan-keputusan agama dan politik keumatan sebaiknya diwakili para ulama dan pejabat politik yang mewakili pendapat umat Islam. Hal ini bertujuan untuk menjaga persatuan umat dan menjamin kemaslahatan publik.
(وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَىٰ أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ)

3- Penting sekali belajar dari pengalaman para ahli, menghormati pendapat mereka dan menghargai usaha mereka, dan ini adalah sifat yang seharusnya menjadi karakter seorang pelajar.
(وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَىٰ أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ)

4- Ilmu dan pengalaman para ahli adalah harta karun yang tidak ternilai. Barangsiapa mengabaikannya, maka ia telah menyia-nyiakan kesempatan besar.

5- Petunjuk pada jalan yang benar adalah karunia dan rahmat dari Allah SWT. Meskipun seseorang telah mencapai tingkat ilmu dan pemahaman yang tinggi, ia tetap membutuhkan karunia Allah yang menuntunnya kepada iman. Betapa banyak orang cerdas tertipu oleh akal sehatnya, mengikuti setan, dan tersesat dari jalan yang benar.
(وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا)


0 Komentar