Pendapat Ibnu Taimiyyah ini tidak masalah :
- Ibnu Taimiyah berkata :
لَا رَيْبَ أَنَّ قَوْلَ ابْنِ كُلَّابٍ وَالْأَشْعَرِيِّ وَنَحْوِهِمَا مِنْ الْمُثْبِتَةِ لِلصِّفَاتِ لَيْسَ هُوَ قَوْلَ الْجَهْمِيَّة بَلْ وَلَا الْمُعْتَزِلَةِ بَلْ هَؤُلَاءِ لَهُمْ مُصَنَّفَاتٌ فِي الرَّدِّ عَلَى الْجَهْمِيَّة وَالْمُعْتَزِلَةِ وَبَيَانِ تَضْلِيلِ مَنْ نَفَاهَا بَلْ هُمْ تَارَةً يُكَفِّرُونَ الْجَهْمِيَّة وَالْمُعْتَزِلَةَ وَتَارَةً يُضَلِّلُونَهُمْ. لَا سِيَّمَا وَالْجَهْمُ هُوَ أَعْظَمُ النَّاسِ نَفْيًا لِلصِّفَاتِ بَلْ وَلِلْأَسْمَاءِ الْحُسْنَى
"Tak diragukan bahwa pendapat Ibnu kullab dan Al-Asy'ari dan orang yang seperti keduanya dari golongan mutsbit (orang yang menetapkan sifat bagi Allah) bukanlah pendapat Jahmiyah dan bukan juga Muktazilah, bahkan mereka ini mengarang berbagai kitab untuk menolak Jahmiyah dan Muktazilah dan menerangkan kesesatan orang yang menafikan adanya sifat Allah (mu'atthilah). Bahkan mereka kadang mengafirkan Jahmiyah dan Muktazilah dan kadang hanya menyesatkan mereka saja, apalagi Jahm adalah orang yang paling besar pengingkarannya terhadap sifat bahkan terhadap Asmaul Husna.” (Ibnu Taimiyah, Majmû' al-Fatawa, juz XII, halaman 202)
- Di tempat lain, Ibnu Taimiyah menyebut para tokoh Asy'ariyah senior sebagai penetap sifat dan menyatakan mereka cocok dengan ahlul hadits.
ثُمَّ الْمُثْبِتُونَ لِلصِّفَاتِ مِنْهُمْ مَنْ يُثْبِتُ الصِّفَاتِ الْمَعْلُومَةَ بِالسَّمْعِ، كَمَا يُثْبِتُ الصِّفَاتِ الْمَعْلُومَةَ بِالْعَقْلِ، وَهَذَا قَوْلُ أَهْلِ السُّنَّةِ الْخَاصَّةِ - أَهْلِ الْحَدِيثِ وَمَنْ وَافَقَهُمْ - وَهُوَ قَوْلُ أَئِمَّةِ الْفُقَهَاءِ وَقَوْلُ أَئِمَّةِ الْكَلَامِ مِنْ أَهْلِ الْإِثْبَاتِ، كَأَبِي مُحَمَّدِ بْنِ كُلَّابٍ وَأَبِي الْعَبَّاسِ الْقَلَانِسِيِّ وَأَبِي الْحَسَنِ الْأَشْعَرِيِّ وَأَبِي عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُجَاهِدٍ وَأَبِي الْحَسَنِ الطَّبَرِيِّ وَالْقَاضِي أَبِي بَكْرِ بْنِ الْبَاقِلَّانِيِّ، وَلَمْ يَخْتَلِفْ فِي ذَلِكَ قَوْلُ الْأَشْعَرِيِّ وَقُدَمَاءِ أَئِمَّةِ أَصْحَابِهِ.
"Kemudian para mutsbitun (orang yang menetapkan sifat bagi Allah), di antara mereka ada yang menetapkan sifat yang diketahui dengan nukilan dari Nabi seperti halnya menetapkan sifat yang diketahui dari rasio. Inilah pendapat Ahlussunnah yang khusus; Ahlul Hadis dan mereka yang sepakat dengannya. Itu juga pendapat para Imam ahli fikih dan para imam ahli kalam dari kalangan penetap sifat Allah, seperti Ibnu Kullab, Abul Abbas al-Qalanisi, Abu Hasan al-Asy'ari, Abu Abdillah ibnu Mujahid, Abul Hasan at-Thabary dan Abu Bakar al-Baqillani. Pendapat al-Asy'ari dan para Imam Asy'ariyah yang awal-awal tak berbeda soal itu.” (Ibnu Taimiyah, Minhâj as-Sunnah, juz II, halaman 222)
- Kalau biasanya mereka yang anti Asy'ariyah membenturkan pernyataan Imam Ahmad dengan para tokoh Asy'ariyah, maka silakan dibaca pernyataan Ibnu Taimiyah berikut:
فَإِنَّ الْأَشْعَرِيَّ مَا كَانَ يَنْتَسِبُ إلَّا إلَى مَذْهَبِ أَهْلِ الْحَدِيثِ وَإِمَامُهُمْ عَنْهُ أَحْمَد بْنُ حَنْبَلٍ... وَ الْأَشْعَرِيَّةُ فِيمَا يُثْبِتُونَهُ مِنْ السُّنَّةِ فَرْعٌ عَلَى الْحَنْبَلِيَّةِ كَمَا أَنَّ مُتَكَلِّمَةَ الْحَنْبَلِيَّةِ - فِيمَا يَحْتَجُّونَ بِهِ مِنْ الْقِيَاسِ الْعَقْلِيِّ - فَرْعٌ عَلَيْهِمْ
"Maka sesungguhnya Al Asy'ari tidaklah berafiliasi kecuali pada mazhab Ahlul Hadis dan Imam mereka adalah Ahmad bin Hanbal.... Asy'ariyah dalam hal sunnah yang mereka tetapkan adalah cabang dari Hanbaliyah seperti halnya para ahli kalam Hanbaliyah dalam hal argumen rasional adalah cabang dari Asy'ariyah." (Majmu' al-Fatawa)
Wallaahu a'lam....
0 Komentar