Kitab al-Muwatha adalah satu karya luar biasa Imam Malik yang berisi sekitar 1.720 an hadis bernuansa fiqh.
Kata Imam Malik: "Aku haturkan kitab ini pada 70 ahli fiqh Madinah, semuanya waa-tha-ani (menyepakatiku) atas kitab tersebut. Makanya kunamai al-muwattha' (Yang disepakati)".
Ithaf Saadatil Muttaqin Imam Zaabidi 1/204.
Hingga tak heran jika Khalifah Abbasiyah ke empat, Harun ar-Rasyid menawarkan kitab tersebut sebagai kitab "Nasional", namun di tolak oleh Imam Malik dengan dua alasan:
1. Semua manusia ndak mungkin seluruhnya sepakat permasalahan fiqh. Sebab perbedaan antara ummat (Imam) adalah rahmat.
2. Beliau tidak mau meninggalkan Madinah guna mengenalkan kitabnya.
Ihya Ulumiddin 1/28.
***
Tidak cuma sekali seorang Imam Malik teguh pendirian, dan tidak mau di "setir" penguasa. Ada kejadian masyhur dan ini kadang jadi pegangan sebagian masyayikh, yakni:
"Ketika aku (Imam Malik) mengunjungi Harun ar-Rasyid. Ia berkata padaku: 'Ya, Aba Abdillah (Buya hamba-hamba Allah), sebaiknya anda sekarang ikut aku ya, ke rumah dan mengajar putra-putriku (menjadi semacam guru les) agar mereka bisa langsung mendengar kitab al-Muwatha' darimu'.
Lalu kukatakan padanya (Khalifah Harun ar-Rasyid): 'Semoga Allah memulyakanmu, Wahai Tuanku Pemimpin. Sungguh! Ilmu ini muncul dari golongan kalian (Suku Quraish). Tapi ingat! Jika kalian memulyakannya, maka kalian akan mulya. Namun, jika kalian merendahkannya, kalian akan hina! (Karena kemuliaan derajatnyalah) ilmu harus di datangi, tidak mendatangi!'.
Kemudian Harun ar-Rasyid berkata: 'Anda benar'. Dan berkata pada putra-putrinya, 'Kalian semua, keluarlah ke masjid! Guna mendengarkan bersama masyarakat!'".
Ihya' Ulumiddin 1/28 & Ithaf Saadatil Muttaqin 1/207.
---
Diambil dari
0 Komentar