Berikut Fatwa Ulama Nusantara terhadap Ibnu Taimiyah :
1. Syaikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi
Dalam kitabnya "al-khittatul mardhiyyah fi Radd Syubhah Man Qala Bid'ah Talafuz bi Niyah" yg ditulis pada tahun 1326 H beliau menjelaskan, bahwa Ibn Taimiyah, Ibnul Qayyim dan yang mengikuti mereka itu adalah firqah yg telah keluar dari Ahlis Sunnah wal Jamaah, Adapun pengikutnya dinamakan firqah Wahabiyah
2. Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari
Beliau mentahdzir Ibnu Taimiyah dalam beberapa hal, seperti dalam "Risalah ahlussunah wal jamaah" yang menyebut pengikut Ibnu Taimiyah sebagai bagian dari ahli bid'ah
ومنهم فرقة يتبعون رأي محمد عبده ورشيد رضا، ويأخذون من بدعة محمد بن عبد الوهاب النجدي وأحمد بن تيمية وتلميذيه ابن القيم وابن عبد الهادي، فحرموا ما أجمع المسلمون على ندبه، وهو السفر لزيارة قبر رسول الله صلى الله عليه وسلم، وخالفوهم فيما ذكر وغيره. قال ابن تيمية في فتاويه: وإذا سافر لاعتقاده أنها أي زيارة قبر النبي صلى الله عليه وسلم طاعة كان ذلك محرما بإجماع المسلمين فصار التحريم من الأمور المقطوع به
Begitu juga dalam karya KH. Hasyim yang lain seperti "al-Nurul al-Mubin" dimana dijelaskan ketidak konsistenan Ibnu Taimiyah dalam pembahasan tawasul dan istighosah kepada Nabi, Namun meski demikian, Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari tetap menghormati Ibnu Taimiyah sebagemana dlm karyanya "Risalah fil istighosah" yg menyebut Ibnu Taimiyah sebagai syaikhul Islam
وقد قال شيخ الاسلام ابن تيمية في بعض فتاواه وما لفظه: والاستغاثة بمعنى أن يطلب من الرسول صلى الله عليه وسلم ما هو اللائق بمنصبه لا ينازع فيه مسلم إلخ
3. KHR. Asnawi Kudus
Dalam Risalahnya beliau menggugat Syaikh Abdullah Zawawi Mufti Makkah terkait pendapat Ibnu Hajar al-Haitami yang mengomentari Ibnu Taimiyah, beliau menyebut bahwa sanggahan Syaikh Abdullah Zawawi pada Ibnu Hajar adlh sanggahan yang tidak mendasar, sebab Ibnu Hajar hanya mengutip pendapat para imam Mujtahid dulu yg telah dipercaya kealimannya
4. KH. Misbah Musthofa Bangilan
Meskipun dalam karyanya "Masail al-Rijal" dan "Nurul Mubin fi Adabil Mushallin" terkesan membela Ibnu Taimiyah, namun Kiai Misbah dalam Nurul Mubin fi Adabil Mushallin dengan tegas tidak setuju jika ada kelompok umat Islam sebut saja Muhammadiyah yang terlalu berlebihan mengagumi sosok Ibnu Taimiyah dan bahkan sampai mendewa²nya, sehingga menimbulkan fanatisme dan berani menjelek²kan, mengolok² serta menyalahkan para ulama yg mengikuti madzhab imam Syafi'i. Sementara itu, keilmuan & pengetahuannya tentang Islam tidak seberapa, bahkan tidak lebih baik daripada para ulama tersebut
5. KH. Sya'roni Ahmadi Kudus
Dalam kitabnya "Faroidus saniyyah", beliau menyebut, bahwa Ibnu Taimiyah adalah pimpinan dari golongan musyabbihah, yakni kelompok yg menyamakan Allah Ta'ala dengan makhluknya
ورأس المعتزلة واصل بن عطاء، والشيعة عبد الله بن سباء، والخوارج نافع بن أزرق، والمرجئة جهم بن صفوان، والنجارية محمد بن حسين النجار، والجبرية طالوت الأعصم وجهم بن صفوان، والمشبهة ابن تيمية
6. KH. Ahmad Abdul Hamid Kendal
Dalam kitabnya "Aqoid Ahlussunah Wal Jama'ah" beliau menyebut, bahwa Syaikh Ibnu Taimiyah (w: 1328 M) adlh ulama' yang memiliki ajaran bertentangan dg ahlussunah wal jamaah, dimana ajarannya itu kemudian diteruskan oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahab (w: 1765 M), Syekh Jamaludin Afghani (w: 1897 M), Syekh Muhammad Abduh (w: 1903 M) & Syekh Rasyid Ridha (w: 1933 M)
7. KH. Sirojuddin Abbas
Dalam kitabnya "I'tiqod Ahlussunah Wal Jama'ah" menjelaskan, bahwa Ahmad Taqiyuddin Ibnu Taimiyah adalah seorang alim besar yg terpengaruh kaum musyabbihah & mujassimah yang menyerupakan tuhan dengan makhluk dan juga banyak mengeluarkan fatwa² dalam fiqih yang berbeda jauh dengan fatwa dalam madzhab Hambali sendiri dan madzhab Hanafi, Maliki dan Syafi'i. Ibnu Taimiyah dalam karya²nya seperti "al-Munadzarah fil aqidah Washithiyah" dan "al-Aqidah al-Hamiyah" dasar Madzhabnya adlh mengartikan ayat² & hadits² nabi yg bertalian dengan sifat Tuhan menurut arti lafadznya yang lahir, yakni secara harfiyah saja. Bagi Ibnu Taimiyah Tuhan mempunyai muka, tangan, rusuk, duduk bersila, karena semuanya itu tersebut dalam Al-Qur'an. Menurutnya juga Tuhan berada di langit, boleh ditunjuk dg anak jari keatas, mempunyai tumit, mempunyai tangan kanan, bernafas, naik turun, karena semuanya itu tersebut dalam hadits² shohih. Sementara itu dalam ucapan²nya & tulisan²nya Ibnu Taimiyah banyak mengeluarkan perkataan yg menentang Imam Mujtahid empat, dikatakannya dengan sombong, bahwa ia akan memperbaharui pengajian² ulama yg dulu dan akan mengembalikan pada kitab Allah & Sunah Rasul, yang seolah² mengatakan bahwa ulama madzhab yg empat itu tidak berpegang pada kitab Allah & Sunah Rasul.
Selain nama² itu, masih ada banyak ulama yg menyebut Ibnu Taimiyah dalam karyanya, seprti KH. Faqih Maskumambang dalam "Nushush Islamiyyah", KH. Ihsan Jampes Dalam karyanya "Sirojut Tholibin", KH. Abil Fadhol Senori dlm "al-Durul Farid", KH. Ali Maksum Krapyak dalam "Hujjatu Ahlussunah Wal Jama'ah", KH. Syafi'i Hadzami dlm "Taudhih adillah", serta ulama² Nusantara yang lain
Wallahu a'lam
0 Komentar