AlQur’an menyebutnya dengan julukan Dzulqarnain. Sejarah mengenalnya dengan Nama Cyrus. Alkitab Injil menamakannya Koresh. Dialah sang raja dunia yang hidup di abad ke-lima sebelum masehi dan berhasil membentuk kerajaan Persia Pertama.
Dikenal dengan sistem keadilannya yang menguasai dua tanduk timur dan barat serta diberi kemampuan untuk menembus masa dan mengendarai awan.
اِنَّا مَكَّنَّا لَهٗ فِى الۡاَرۡضِ وَاٰتَيۡنٰهُ مِنۡ كُلِّ شَىۡءٍ سَبَبًا
Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu. (QS. 18:84).
Dalam kitab Alfathul-baari fi syarhi Sahih al-Bukhari, Ibnu Hajar mencantumkan riwayat dari seorang tabi’in yang bernama Ubaid bin Umair bahwa Dzulqarnain menunaikan haji dengan berjalan kaki dan menemui Nabi Ibrahim.
Riwayat serupa dari Atha dan Ibn Abbas bahwa Dzulqarnain masuk ke Masjidil Haram lalu mengucapkan salam kepada Nabi Ibrahim dan saling Mushofahah berjabat tangan. Menurut riwayat, itulah pertama terjadinya jabat tangan secara resmi hingga menjadi tradisi dalam pertemuan.
Dzulqarnain dan Nabi Ibrahim adalah yang pertama melakukan jabat tangan dan disaksikan oleh ribuan orang.
Ada juga riwayat Ibnu Abi Hatim dari jalur Ali bin Ahmad bahwa Dzulqarnain datang ke Makkah dan melihat Nabi Ibrahim dan putranya Ismail sedang membangun Ka’bah.
Karena kehadiran riwayat tersebut, Sebagian ulama seperti Ibn Taimiyyah beranggapan bahwa Dzulqarnain hidup semasa dengan Nabi Ibrahim yaitu sekitar 2000 tahun sebelum masehi.
Riwayat serupa dari jalur Ahlul-bayt yang sanadnya sampai pada Imam Muhammad al-Baqir, telah menarasikan kisah itu dengan lebih lengkap. Beliau berkata:
Dzulqarnain pergi melaksanakan haji bersama 600 ribu tentara berkuda.
Ketika keluar dari Baitullah Makkah, dia berkata: “Aku melihat seorang laki-laki yang aku belum pernah lihat seorang pun yang lebih bercahaya daripadanya.” Mereka berkata, “Dia adalah Khalil ar-Rahman (Nabi Ibrahim) shalawatullahi alaih.”
Dzulqarnain berkata, “Pasanglah pelana!” Maka prajuritnya memasang pelana 600 ribu hewan tunggangan dengan sergap seksama secepat memasang pelana pada satu hewan tunggangan. Kemudian Dzulqarnain berkata, “Tidak, tetapi layaknya kita berjalan kaki menemui Khalilur Rahman.”
Nabi Ibrahim bertanya kepadanya, “Dengan apakah kamu menaklukkan waktu?”
Dzulqarnain menjawab, “Dengan sebelas kalimat, yaitu:
1. Subhaanallah man Huwa Baqin la yafna (Mahasuci Allah Yang Mahakekal dan takkan binasa).
2. Subhaana man Huwa ‘Alimun la yansa (Mahasuci Dia yang Maha Mengetahui dan tidak pernah lupa).
3. Subhaana man Huwa Hafizhun la yasquth (Mahasuci Dia Sang Penjaga Yang tidak akan jatuh).
4.Subhaana man Huwa Bashiirun la yartab (Mahasuci Dia Yangmahamelihat dan tak pernah ragu).
5. Subhaana man Huwa Qayyumun la yanam (Mahasuci Dzat Yang terusmenerus mengurus makhlukNya dan tdk tidur)
6. Subhaana man Huwa Malikun la yuram (Mahasuci Dia, Raja Yang tidak dapat diungguli)
7. Subhaana man Huwa ‘Azizun la yudham (Mahasuci Dia Yang Mahaperkasa dan takkan terkalahkan).
8. Subhaana man Huwa Muhtajabun la yura (Mahasuci Dzat Yang terhijab dan tidak dapat dilihat).
9. Subhaana man Huwa Wasi’un la yatakallaf (Mahasuci Dia Yang Mahaluas rahmat-Nya dan tidak memikul dengan susah payah).
10. Subhaana man Huwa Qa’imun la yalhu (Mahasuci Dzat Yang Berdiri sendiri dan tak pernah lengah).
11. Subhaana man Huwa Da’imun la yashu (Mahasuci Dia yang terus-menerus mengurus mahluk-Nya dan tidak pernah lalai).
Kalau kita perhatikan riwayat tersebut, saat Nabi Ibrahim melihat Dzulqarnain, yang pertama beliau pertanyakan adalah; “Bagaimana kamu memotong masa?”
.......
Kayfa qatha’tad-dahr? Yakni bgmn kamu melipat bumi menaklukkan ruang & waktu? Jelas hal itu mengisyaratkan bhw Dzulqarnain bukanlah dari masa yg sama. Nabi Ibrahim mengetahui bhw Dzulqarnain dtg melalui teleportasi, menembus ruang dan waktu u/ melaksanakan haji dari masa depan.
Jarak antara Dzulqarnain dan Nabi Ibrahim sekitar 1500 tahun. Jadi beliau kembali ke masa ketika Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun Ka’bah dan ingin hadir sebagai Imam yang memandu haji bersama umatnya di masa awal berlangsungnya ibadah haji ketika masih tidak banyak orang.
Nabi Ibrahim bertanya supaya orang-orang tahu dan mengambil pelajaran bahwa hal itu bisa dilakukan. Jiwa yang bersih dan saleh seperti para wali mampu melakukan hal itu. Karena jiwa manusia pada hakikatnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu yang mengikat raga.
Sebelas kalimat tasbih yang diucapkan oleh Dzulqarnain itu telah menjadi perantara teleportasi, sementara “mesinnya” adalah kekuatan spiritual jiwanya yg mengantar.
Apakah ribuan jama’ah yg bersamanya juga mengetahui bahwasanya mereka telah melintas ruang & waktu? wallahu A’lam.
Yang jelas, dalam bab ke-4 buku kami yang berjudul Misteri Al-Kahfi & Khidir telah kami bahas secara cukup luas perihal sejarah dan 3 perjalanan ekspedisi besar Dzulqarnain yang penuh dengan keajaiban sebagaimana tidur dan bangkitnya Ashabul-kahfi.
Cara Nabi Zulqarnain Menembus Ruang & Waktu

0 Komentar