Hape, Anak dan Kontrol Kita

Kerap kita saksikan betapa mudahnya orang tua memberikan hape kepada anak-anaknya yang "sepi" dari aktifitas. Pelan tapi pasti, akhirnya hape menjadi "pengasuh" anak jaman now. 

Fenomena ini dapat dijumpai pada siapapun,  dimanapun, dan kapanpun. Entah anak seorang pejabat, ustad, gus, kiai, dosen, pedagang, pengsaha ketika anak rewel langsung disodori hape.

Memang, jamane wes serba hape, bahkan beberapa anak yang doyan ngegame online bahasa persahabatannya ya ngomongin bab Mobile Legend, Genshin Impact, free fire dst. 

Tidak dipungkiri, kita sebagai orang tua kalah sak-sret akan perkembangan teknologi yang ditekuni oleh anak jaman sekarang, sehingga kita seakan menjadi orang tua baheula yang diguyu-guyu karena tertinggal bab beginian.

Saya sendiri sudah lama memperkenalkan gadget kepada anak² (sejak 2009 awal android) tapi tetap saya awasi. Cara pengawasannya adalah:

1. Buatkan mereka email dan tautkan di ponsel kita.

2. Download family link dan masukkan akun google anak² yang disinkronkan dengan akun gmail kita.

3. Kenalkan aplikasi atau game yang bersifat edukatif.

4. Ajak jalan-jalan untuk mengalihkan dan mengurangi kebiasaan main hape.

5. Bikin kegiatan atau kreatifitas yang mereka sukai, misal badminton, bal-balan, renang dst

6. Sesekali ikutlah bermain dengan game kesukaan mereka sebagai bentuk kontrol.

7. Jangan belikan kartu sim berisi paket data, tapi koneksikan dengan wi-fi orangtua, agar orang tua mudah mengatur durasinya.

8. Jika anak sudah SD kelas 3 atau 4, maka bisa membuat kesepakatan dengannya seminggu pegang hape berapa kali dan berapa jam.

9. Tidak ada tips yang manjur kecuali berupa pengawasan dan arahan orang tua pada anak²nya dalam penggunaan hape.

10. Cek history, uninstal aplikasi unfaidah dan matikan ads yang bersliweran di hape.

Tips ini sesuai pengalaman pribadi saya. Bagaimanapun juga anak² kita adalah cermin pola pengasuhan kita sendiri. Jangan biarkan kecerdasan otaknya direnggut oleh gadget tanpa ada pengawasan.

0 Komentar