Soal: "Maulana, tolong ceritakan tentang Sayyidah Mariah al-Qibthiyah radhiyallahu 'anha".
Maulana Syekh Ali Jum'ah hafizhahullah pun mulai bercerita:
Sayyidah Mariah merupakan hadiah yang dikirim Muqauqis pada Sayyiduna Rasulullah SAW.
Muqauqis juga mengirim: Saudari Mariah, namanya Syeren, madu yang berasal dari daerah Binha (kadang disebut Banha) dll.
Ketika sampai di Madinah, Rasulullah mendakwahi Mariah & Syeren untuk masuk Islam.
Sayyidah Mariah menerima, sementara saudarinya memilih untuk tetap dalam agama Masehi.
Syeren diberikan pada Hasan bin Tsabit radhiyallahu 'anhu.
Apakah Sayyidah Mariah menjadi salah satu ummahat al-mu'minin?
Sayyidah Mariah tinggal di kawasan al-'Awali, tidak tinggal di hujurat (kamar2) yang ditinggali para ummahat al-mu'minin.
Beliau melahirkan Sayyiduna Ibrahim, meninggal di usia 2 tahun.
Allah SWT berfirman:
(مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا)
[Surat Al-Ahzab 40]
"Tidaklah Muhammad menjadi ayah dari salah satu dari laki2 kalian, tetapi utusan Allah & penutup para Nabi. Dan Allah Maha Mengetahui tentang segala sesuatu".
Itulah sebabnya kewafatan anak2 laki Rasulullah SAW.
Ketika Sayyiduna Ibrahim meninggal, Rasulullah SAW pun menangis.
Nah, ketika Sayyiduna Ibrahim lahir, Rasulullah SAW bersabda:
أعتقها ولدها
Anaknya yang akan memerdekakan ibunya, karena jika seorang tuan - dari budak perempuan yang punya anak dari sang tuan - meninggal, maka budak perempuan otomatis merdeka karena kepemilikannya jatuh pada anaknya.
Tapi ketika Sayyiduna Ibrahim meninggal lebih dahulu, maka Sayyidah Mariah tetap dalam kepemilikan Rasulullah SAW.
Tapi suatu ijma' para shahabat radhiyallahu 'anhum yang menunjukkan bahwa Sayyidah Mariah merupakan salah satu ummahat al-mu'minin, karena beliau tidak di bagikan sebagai peninggalan Rasulullah SAW & Sayyidah Mariah tidak menikah setelah wafat Rasulullah SAW; para ummahat al-mu'minin memang tidak shah menikah setelah Rasulullah SAW.
----
Faedah dars bersama Maulana Syekh Ali Jum'ah hafizhahullah. Masjid Fadhil, jum'at, 4 Januari 2019M.
0 Komentar