Dalam kitab Mukhtasar Al Fawaid Al Makkiyyah Lil 'Allamah As Syaikh Alwi bin Ahmad As Saqqaf As Syafi'i Al Makki yang kemudian di tahqiq dan di ta'liq oleh Syaikhuna wa Mujizuna As Syaikh Yusuf bin Abdurrahman Al Mar'asyli (sebagaimana gambar dibawah ini), disebutkan bahwa diantara adabnya para salaf adalah bahwa mereka begitu tawadhu sehingga terhadap hal yang mereka tidak ketahui mereka tidak sungkan untuk mengucap "tidak tahu" padahal sejatinya mereka semua adalah para alim yang laksana gunung-gunung yang tinggi menjulang. Diantara mereka itu (sebagaimana tertulis) adalah :
1. Imam Malik Rahimahullahu Ta'ala yang diajukan kepada beliau 40 masalah agama hanya beliau jawab 4 pertanyaan saja, sisanya beliau berkata : "Waallahu A'lam".
2. Imam Abu Hanifah berkata di dalam 8 permasalahan agama yang diajukan kepada beliau dengan kalimat : "Aku tidak tahu".
3. Imam Ahmad bin Hanbal lisan beliau banyak mengucap : "Aku tidak tahu" terhadap hal yang tidak beliau ketahui.
4. Imam Syafi'i ketika ditanya oleh Muhammad bin Al Hakam tentang nikah mut'ah (kawin kontrak yang pernah diperbolehkan di zaman Rasulullah), apakah padanya ada talak atau padanya ada masalah pembagian harta pusaka (warisan) atau didalamnya ada kewajiban nafkah atau didalamnya terdapat persaksian ? Maka beliau (imam Syafi'i) menjawab : "Demi Allah kami tidak tahu".
Sebegitunya para salaf kita di masa dahulu menanggapi hal-hal yang tidak mereka ketahui dengan rasa tawadhu dan tidak pernah merasa malu untuk mengakui bahwa dirinya tidak tahu. Tapi di masa kita sekarang, betapa banyak para da'i dan muballigh yang diajukan pertanyaan kepada mereka dan semuanya mereka jawab dengan kenekatan tanpa bermodal pengetahuan yang mendalam atau bahkan tidak tahu sama sekali jawabannya. Maka pelajaran berharga dari keteladanan para salaf adalah tidak sungkan untuk mengatakan "tidak tahu" bila diri kita betul-betul tidak mengetahui duduk perkara satu masalah. Waallahu Ta'ala A'lam Bis Showab.
0 Komentar