Wali dari Kediri

Istilah ini disampaikan oleh alm. Abuya Dimyati Banten saat santri dari Kediri sowan beliau untuk mondok tabarukan di Pandeglang.

Memang, sudah menjadi tradisi pesantren salaf untuk mondok lagi ke beberapa pesantren sepuh atau kiai sepuh termasuk ke Cidahu Cadasari Banten.

Salah satu karib saya, alm. Mahdi Sedayu pernah menceritakan pada saya ketika sowan Abuya Dim, dia ditanya:

"Dari mana asalnya?"

"Dari Jawa Timur, Abuya", jawabnya.

"Pernah mondok dimana?"

"Ploso Kediri", jawab Mahdi

Abuya langsung sumringah dan mengisahkan para masyayikh Ploso mulai Romo KH. Ahmad Djazuli, Kiai Din, Kiai Dah, Gus Miek, Kiai Fuad, Kiai Munif beserta karakter masing².

Beliau sangat mengagumi Romo KH. Djazuli yang sangat kuat "berpegang teguh khidmah ilmu", cinta ngaji ketimbang yang lainnya.

Ketika sampai pada sosok Gus Miek, Abuya Dim tidak banyak komentar, beliau hanya mengatakan: 

"Di Jawa Timur, khususnya Kediri  itu paling mudah jadi wali; nyeleneh iso jadi wali, pengikut banyak yo iso jadi wali, iso nambani iso jadi wali."

Saya yang mendengarkan penuturan ini jadi termangu-mangu, apa maksud dawuh itu.

Mahdi melanjutkan ceritanya:
Maksudnya di Kediri dan sekitarnya (Blitar, Nganjuk, TA, Nggalek) itu memang "panggonane" seseorang gampang ditahbiskan sebagai wali. 

Ternyata dawuh beliau sangat tepat, karena memang wilayah Kediri dan sekitarnya itu memang panggonane gus-gus fenomenal yang oleh penggemar beratnya keburu dikultuskan punya keramat, bahkan jadi wali. 

Pernah istri saya ditanyai wong kampung: anak sampean mondok Ploso? Wah oleh barokahe Gus Iqdam. Awokwokwok.🤣

Istri pun cerita padaku, kusahuti panjang lebar x luas:

"Wah belaen (salah kaprah). Ketemu pirang perkoro yoan anake awak dewe mondok Ploso karena barokahe Iqdam. Kenal yo nggak. Viral yo sik tas. Gak pernah melu ngajine. Ujug2 dinisbatno dapat barokahe Iqdam"

"Mondok Ploso iku ngalap barokahe Mbah Yai Jazuli, Mbah Yai Din, Mbah Yai Dah, Mbah Yai Miek, Mbah Yai Fu', Mbah Yai Munif dst. Iku Iqdam dadi kondang saiki yo barokahe masyayikh Ploso". Imbuhku.

Seketika saya teringat dawuh Abuya Dimyati bahwa gus² daerah Kediri dan sekitarnya itu memang sangat mudah ditahbiskan menjadi wali oleh masyarakat setempat.

Sebab masyarakat sekitar lebih suka didekati melalui jalur dakwah ala wali, ketimbang ala ngaji kitab pondok.

Nb: Khususon poro masyayikh Alfalah Ploso, alfatihah.

Kyai Ahmad Karomi

0 Komentar