Apakah Membaca Suatu Wirid/Amalan Dengan Maksud Tertentu Dapat Menghilangkan Keikhlasan?

Dalam majlisnya Maulana Syaikh Abdul Aziz as Syahawi pernah ditanya tentang hukum melakukan amalan tertentu atau wirid tertentu dengan tujuan agar pelaku mendapatkan kebahagiaan atau kekayaan di dunia dan akhirat, apakah perbuatan itu dapat merusak keikhlasan ?

Beliau menjawab : Wahai saudaraku, definisi ikhlas banyak dijelaskan oleh para ulama dalam banyak karangannya. Ikhlas adalah tujuan murni untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Para ulama membagi amalan dibagi menjadi tiga.

Pertama : Amalan hati, yaitu dengan senantiasa membiasakan hati dalam kebaikan, seperti ikhlas, berbaik sangka kepada Allah dan makhlukNya.
Kedua : Amalan lisan, dengan senantiasa memelihara lisan untuk terus berdzikir.
Ketiga : Amalan perbuatan, dengan mendawamkan shalat, sedekah, menyambut tamu dll. Tiga macam amalan ini saling bersangkutan dengan yang lainnya.

Dalam hal amalan ini, amalan atau wirid yang paling baik di semua waktu adalah membaca al Qur'an, kecuali dalam beberapa kondisi yang di dalamnya ada amalan warid dari Rasulullah ﷺ, misalnya setelah shalat jama'ah hal yang lebih baik dilakukan adalah membaca dzikir setelah sholat dan bukan membaca al Qur'an, karena dzikir setelah shalat terdapat dalil yang warid dari Rasulullah ﷺ.

Lalu bagaimanakah dengan seseorang yang melakukan suatu amalan tertentu untuk mendapatkan hajat tertentu, seperti shalat dhuha dan memperbanyak istighfar agar kaya, mebaca doa tertentu agar dilunasi hutangnya, apakah perbuatan ini termasuk perbuatan yang ikhlas?

Beliau menjawab : Hal ini masih dikategorikan perbuatan ikhlas, karena Sayyiduna Rasulullah ﷺ sendirilah yang mengajarkannya dalam banyak hadis, namun keikhlasan ini dikategorikan sebagai posisi yang paling akhir karena seorang yang ikhlas terbagi menjadi tiga tingkatan :

1. Tingkatan pertama, orang yang melakukan sesuatu amalan karena murni untuk mendekatkan diri dan ketaatan kepada Allah, ini tingkatan yang paling tinggi.
2. Tingkatan yang kedua adalah melakukan amalan karena mengharapkan balasan pahala dan menjauhi siksaan.
3. Tingkatan yang terakhir adalah melakukan amalan karena mengharapkan sesuatu seperti ingin kaya, ingin dilunasi hutangnya, dan ingin bahagia. Dan ketiga tingkatan ini termasuk dalam kategori orang yang ikhlas, hanya saja berbeda tingkatan.

Wallahu A'lam bissowab.
Dikutip dari penjelasan beliau terhadap kitab salalim fudhola' karya Syaikh Nawawi Banten. 


 Apakah Membaca Suatu Wirid/Amalan Dengan Maksud Tertentu Dapat Menghilangkan Keikhlasan?

0 Komentar