Membaca Pemikiran Imam Al Ghazali

Jika ingin mengenal Imam Ghazali secara utuh maka baca lah beberapa karyanya.

Ini yang saya lakukan untuk mengenal Imam Ghazali lebih dekat, bahkan untuk menjelaskan kalam Ghazali dalam suatu kitab harus kita hubungkan dengan karya lainnya.

Sebagai contoh, jika ingin mengenal pendapat Imam Ghazali terhadap Ilmu Kalam jangan hanya baca Al-Munqid, karena disana beliau sedang menjelaskan target yang ingin beliau capai, tapi bacalah pendapatnya dalam Muqaddimah Iqtisad, dan Jawahirul Qur'an, dalam dua kitab ini Imam Ghazali sangat memuji Ilmu kalam, bahkan disana beliau sampaikan "setiap daerah wajib ada Mutakalim, jika tidak maka semua berdosa".

Menurut sebagian orang Imam Ghazali merendahkan ilmu Fikih dalam kitab Ihya, namun coba baca ungkapannya dalam kitab Iqtisad, dan
Jawahirul Qur'an, dalam dua kitab ini Imam Ghazali menyampaikan bahwa fikih yang paling penting untuk dipelajari, bahkan menurutnya ilmu yang paling penting adalah Fikih.

Dalam kitab Tahafud, orang menganggap Imam Ghazali telah mengharamkan Filsafat, Menganggap Filsafat tidak ada manfaatnya, jelas anggapan ini keliru, coba baca Mizanul Amal, disana Imam Ghazali memuji Filsuf, bahkan menurut Ibnu Thufail Imam Ghazali dalam kitab Mizan menarik pendapatnya terhadap Filsuf. 
Bahkan dalam Tahafud sendiri Imam Ghazali menerangkan bahwa diantara cabang Filsafat yang bermasalah hanya bagian besar Metafisika, sedangkan fisika (sebagian kecil yang bermasalah), matematika, mantiq tidak ada masalah dengan 3 ilmu ini, malah ilmu ini bermanfaat.

Dalam kitab Maqsadul As'na, Imam Ghazali memuji ilmu kedokteran, bahkan ilmu Anatomi salah satu ilmu yang bisa membuat orang makin dekat dengan tuhannya karena melalui ilmu tersebut kita mengetahui keajaiban ciptaan Allah.

Kesimpulan, orang yang mengenal Imam Ghazali, dan pendapat Ghazali hanya terbatas pada satu karya maka dipastikan dia bakal gagal faham, lebih parahnya jika orang tersebut mengenal sang Imam dari orang yang tidak suka dengan Imam.

Setelah pulang dari rihlah spiritual, Imam Ghazali kembali ke Nizamiyah untuk mengajar kitab yang sebelumnya ia pernah ngajar, maka tidak ada Nasakh antara satu karya Imam dengan karya lainnya, karya-karyanya saling melengkapi. Sering sekali imam Ghazali menganjurkan dalam kitab yang ditulis setelah Rihlah untuk membaca karya-karyanya sebelum rihlah.

0 Komentar