Tulisan Syarif Hatim al-Auni ini tengah menjadi perhatian banyak pemerhati akidah ditengah berlangsungnya pameran kitab internasional di Kairo, Mesir tahun 2025 ini. Sayangnya, dari informasi yang beredar, stok kitab ini langsung ludes dalam satu hari dan rencanya akan terbit lagi setelah pameran selesai.
Sebenarnya dari judul yang dibuat kita sudah bisa menebak isinya, sebab beberapa ulama' kontemporer sebelumnya, seperti Syaikh Abdul Fattah bin Qudaisy al-Yafi'i dan Syaikh Saif bin Ali al-Ashri pernah menulis pembahasan sama, walaupun mungkin tidak selengkap milik Syarif Hatim al-Auni. Juga sering pula saya katakan, bahwa inilah akar kesalahan mendasar akidah Salafi Wahabi hingga mereka menolak konsep tafwidh makna yang diikuti oleh segenap ulama' Ahlussunnah wal Jama'ah, baik salaf maupun kholaf.
Secara garis besar, kitab ini mengurai tentang kesalahan mendasar Ibn Taimiyah yang berujung menolak tafwidh makna. Kesalahan tersebut dimulai dari salah memahami ucapan Imam Malik atau salah memilih riwayat dari Imam Malik yang ternyata tidak shahih. Kata Syarif Hatim al-Auni, Ibn Taimiyah dalam hal ini telah menyelisihi mayoritas ulama', baik sebelum atau sesudahnya. Masih katanya, ada lebih dari 99 ulama' Ahlussunnah wal Jama'ah, 33 diantaranya dari kalangan ulama' Malikiyah, yang memahami beda dengan Ibn Taimiyah terhadap ucapan Imam Malik yang masyhur. Jika boleh disimpulkan, ulama'-ulama' tersebut meyakini Imam Malik bersama dengan jumhur ulama' yang lain yang memilih tafwidh makna. Dan itulah yang diyakini oleh ulama' khalaf.
Yang menarik lagi, Syarif Hatim al-Auni juga menyebut, telah mutawatir statement dari salaf yang jelas dan tegas dalalahnya bahwa mereka semua membenarkan tafwidh makna.
Sudah barang pasti kitab ini membuat panas dan gemetaran pengikut garis keras Ibn Taimiyah rahimahullah. Pembelokan makna perkataan ulama' (distorsi) dan kalimat-kalimat bualan yang selama ini dilakukan demi untuk membela dan melegitimasi akidah ulama' sentral mereka, Ibn Taimiyah kini kembali mendapatkan bantahan serius dan pelurusan dari seorang alim Atsariyah, Syarif Hatim al-Auni.
Saya sangat berharap kitab luar biasa ini mendapatkan sambutan yang baik, khususnya kalangan Salafi Wahabi, sehingga mereka yang masih menyisakan semangat mencari yang haq, ikhlas meniti jalan yang lurus, dan inshof menerima informasi yang adil dapat tersadarkan dari akidah yang berpotensi kuat melahirkan tasybih dan tajsim yang selama ini membelenggu pikiran mereka. Mungkin benar kata Syaikh Nizar Hammadi di FB beliau, bahwa jika Salafi Wahabi habis membaca kitab ini tidak tersadarkan, maka betapa bermasalah pemahaman mereka.
0 Komentar