Ayahanda baginda Nabi (Abdullah) adalah orang yang juga di korbankan hampir sama seperti Nabi ismail.
baginda Nabi Muhammad ﷺ bersabda;
انا ابن الذبيحين
“aku adalah anak dari dua orang yang dikorbankan¹”
Yaitu Abdullah dan Nabi Ismai’l
Dalam sejarahnya, disaat Abdul muttholib menggali sumur zam zam, dia hanya ditemani satu anak laki laki nya bernama harits. merasa kesulitan, Abdul muttholib pun bernadzar jika dia dianugerahi sepuluh anak laki laki, akan dia korbankan satu.
Hingga beberapa tahun kemudian Abdul muttholib betul betul mendapat sepuluh anak laki laki, lalu di undilah dari sepuluh anak tersebut untuk dikorbankan, dan undian jatuh pada anak yang paling dicintainya yaitu Abdullah, Abdullah pun dengan sabar dan perasaan teguh siap untuk dikorbankan, dan disaat Abdullah betul-betul mau dikorbankan, orang-orang mekkah mencegahnya, hingga kemudian Abdul Muttholib diberi saran agar bertanya kepada orang pintar pada jaman itu, dan orang pintar itu memberi keputusan agar dibuat undian antara Abdullah dan sepuluh unta, jika undian masih jatuh kepada Abdullah maka ditambah lagi sepuluh unta.
dann betul !! Undian itu selalu jatuh pada Abdullah sampai berkali-kali, hingga akhirnya ketika diundi antara Abdullah dan seratus unta, barulah Undian jatuh pada seratus unta. Sehingga Abdul mutholib berkorban seratus unta, dan ini kemudian menjadi Diyat pembunuhan dalam islam.
Tak banyak catatan sejarah tentang ayahanda Baginda Nabi ﷺ ini, karena memang, umur beliau yang tidak sepanjang umur sang kakek. Sejarawan berbeda pendapat di usia berapa Abdullah wafat, sebagian mencatat beliau wafat saat umur 18 tahun, sebagian yang lain mencatat beliau wafat dalam usia 25 tahun.
Abdullah dimakamkan di yatsrib atau Madinah saat ini, hal ini karena Abdullah wafat saat singgah di keluarga dari nenek beliau (salma) ibu dari Abdul muttholib, lokasi tepatnya bernama dar Al nabighah², sekarang masuk dalam lingkup halaman masjid Nabawi, sebelah barat Masjid Nabawi, lurus dari pintu Al rohmah pintu nomer 3, atau tak jauh dari bab Malik Saud pintu 7 atau 8 dekat ke pagar halaman.
Syaikh Yusri jabr pernah berkata ; saya mendapat penuturan dari orang yang menyaksikan langsung, bahwa saat peluasan halaman Masjid Nabawi, ada jasad utuh yang digali di lokasi dar Al nabighoh dan diyakini sebagai jasad ayahanda Baginda Nabi lalu jasad ini di pindah ke pemakaman Baqi.
———————————————
¹ hadits Rwyt Hakim
² wafau’l wafa Jz 3 hl 65 Al samhudi
perkiraan Al nabighah² sebelum renovasi Masjid Nabawi
referensi kitab
0 Komentar