Sam’an Wa Tho’atan Kepada Sang Guru Almaghfurlah Romo KH. Abdul Aziz Mansur

Sam’an Wa Tho’atan Kepada Sang Guru
Almaghfurlah Romo KH. Abdul Aziz Mansur sejak nyantri di lirboyo kediri, sudah masyhur ke’alimannya. Di sisi yang belum banyak diketahui oleh orang banyak adalah suka menulis. Salah satu karya tulisnya adalah kitab Minhatu Dzil Jalal dalam bentuk nadzoman sekaligus syarah-nya yang diambil dari kitab ibnu malik. Kitab yang berisikan qoidah – qoidah shorfiyah dan wazan – wazan mashdar, jama’ taksir dan lain sebagainya. 
Setelah dirasa sempurna beliau sowan menghadap sang guru khadrotussyeh KH. Mahrus Ali lalu ditaskheh dan sang guru dawuh (jawa. Red: berkata) :
“ Aziz , jangan memperbanyak mengarang kitab, namun supaya menekankan, mendalukan, mengajar kepada kepada para santri”. 
Sejak itulah kyai aziz fokus mengajar para santrinya ketimbang menulis karyanya lagi. 
Cerita lain, kyai aziz adalah sosok yang selalu taat kepada sang guru. Setelah mbah manshur wafat dan yai aziz mulai muqim di paculgowang, pada saat itu pak imam syafii’i yang menjadi wakil DPR Jawa Timur di Surabaya. Pada saat itu, beliau atas nama wakil PPP, diangkat ke pusat dan wakil DPR Jawa Timur kosong. Akhirnya banyak sekali, utusan partai yang sowan meminta agar beliau bersedia menggantikan pak imam syafi’i sebagai wakil DPR Jawa Timur. Namun beliau tidak serta – menerima tawaran tersebut meski pada saat itu keaadaan ekonomi beliau bisa dibilang dalam kondisi sulit. Sehingga beliau memberanikan diri untuk sowan kepada sang guru khadrotussyeh KH. Mahrus Ali , mbah mahrus tersenyum dan dawuh :
“ Ziz,. kowe mbien dikongkon mondok mbek bapakmu opo dikongkon ngunu tah? Lak ditinggali pondok mbek bapakmu, wes kono diulang pondok e kono”.
Begitulah sang guru memberi pencerahan dalam hidupnya. Akhirnya beliau menolak tawaran tersebut. Padahal, pada saat itu kondisi ekonomi beliau belum sama sekali tertata. Inilah suri tauladan bagi kita, syaihuna waa murobbi ruhinaa yang ‘alim ‘allamah namun selalu sam’an wa tho’atan kepada gurunya.
Semoga kita semua, selalu diberi hidayah dan ma’unah oleh allah SWT. untuk bisa menteladani jejak guru kita. Allahumma yarham.......
*Dikutip dari sambutan KH. Kafabi Mahrus pada acara peringatan 40 hari wafatnya Almaghfurlah Romo KH. Abdul Aziz Manshur. 
*Dikutip dari dokumentasi video pada kesempatan maidhotul hasanah Almaghfurlah KHM. Abdul Aziz Manshur
*ket. foto : Romo Yai Aziz bersama KH. Mahrus Aly


0 Komentar