Catatan dalam Memberikan Zakat Fitrah dari Kitab Ihya Ulummudin

MADRASAH ZAKAT FITRAH YG
SUDAH BANYAK DITINGGALKAN

PERTAMA: 
Jaman biyen penulis masih menangi saat di desa blm usum panitia zakat fitrah. Orang2 yg zakat kebanyakan mengantar sendiri atau menyuruh anaknya untuk mengantarkan zakat fitrah mereka. Secara tidak langsung, manfaatnya adalah mendidik orang2 yg berkecukupan untuk mau menyambung silaturrohim dan nyambangi para fuqoro'/masakin. Ya.. walaupun adanya panitia zakat juga tentu sah2 saja dan bisa jadi lebih maslahat bagi daerah/keadaan tertentu. Seperti jika tdk ada panitia malah banyak yg tidak mengeluarkan zakat.
KEDUA:
Seyogyanya muzakki memberikan zakat sambil matur dg sopan:
"Mbah/pak..bade ngaturaken zakat fitrah, nyuwun dipun tampi geh..."
Kalimat "NYUWUN DIPUN TAMPI"(mohon untuk diterima) inilah yg sangat penting. Kalimat tsb merupakan pendidikan agar muzakki (pemberi zakat)merendahkan dirinya dihadapan fuqoro/masakin dan merasa dirinyalah yg hakikatnya bersetatus sebagai pemohon/orang yg butuh kepada mereka. Karena andai saja mereka tidak mau menerima zakat dari muzakki, maka muzakki akan tetap terbebani dosa karena belum bisa melaksanakan wajibnya zakat. Berarti dg sebab mereka mau menerima zakat, hakikatnya merekalah yg telah berjasa kepada muzakki. Bukan sebaliknya. 
KETIGA:
Sebagian Ulama mengajarkan agar saat menyerahkan zakat fitrah tidak dg mencangking beras tapi dg cara meletakanya diatas kedua telapak tangan. Sehingga posisi tangan penerima zakat berada diatas tangan muzakki saat serah terima. Hal ini bertujuan mendidik agar muzakki merasa bahwa para penerima zakat adalah orang yg lebih baik dari dirinya. 
                          اليد العليا خير من اليد السفلى
"Tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah"
Cat: Sebagian dari adab2 diatas disebutkan dlm kitab Ihya Ulumuddin. 

#Denanyar, Rabo 30 Ramadlan 1442 H.

0 Komentar