Barang siapa yang membarengi membaca "Aaamiiin" bersama imam, maka bacaan "Aaamiiin"-nya membarengi bacaannya "Aaamiiin"-nya Malaikat Hafadzoh. Dan barang siapa yang bacaan "Aaamiiin" tersebut membarengi dengan Malaikat, maka dosa-dosa kecilnya yang telah lalu diampuni.
Referensi: Fathul Mu'in, Bab Rukun Sholat.
ويسن تأمين أي قوله: آمين بالتخفيف والمد وحسن زيادة: {رَبِّ الْعَالَمِينَ} عقبها أي الفاتحة ولو خارج الصلاة بعد سكتة لطيفة ما لم يتلفظ بشيء سوى رب اغفر لي.
Dan disunnahkan membaca Ta'miin, yaitu ucapan "Aaamiiin" (dengan dibaca takhfif/tidak ditasydid huruf mimnya dan dengan dibaca panjang) dan bagusnya ditambahi "Robbal 'alamin" setelahnya, yakni setelah bacaan fatihah, meski di luar sholat setelah jeda sebentar, selagi belum mengucapkan sesuatu selain lafadz "Robbighfirlii".
ويسن الجهر به في الجهرية حتى للمأموم لقراءة إمام تبعا له
Dan disunnahkan untuk jahr dalam membaca Amin karena bacaan imam dalam sholat yang disunnahkan untuk jahr, bahkan bagi makmum sekali pun, dikarenakan mengikuti imamnya.
وسن لمأموم في الجهرية تأمين مع تأمين إمامه إن سمع قراءته لخبر الشيخين [البخاري رقم: 780 ومسلم رقم: 410] : "إذا أمن الإمام" أي أراد التأمين فأمنوا فإنه من وافق تأمينه تأمين الملائكة غفر له ما تقدم من ذنبه.
Disunnahkan bagi makmum membaca "Aaamiiin" dalam sholat yang disunnahkan untuk jahr, bersamaan dengan amin-nya imam, selagi makmum mendengar bacaan fatihahnya imam. Berdasarkan hadits Bukhari Muslim:
"Ketika imam membaca amin (yakni ketika imam hendak membaca "Aaamiiin") maka kalian juga bacalah amin, sebab barang siapa yang amin-nya yang membersamai amin-nya Malaikat, maka dosa kecilnya yang telah lewat diampuni."
[زين الدين المعبري ,فتح المعين بشرح قرة العين بمهمات الدين ,page 104]
I'anah Tholibin.
(قوله: سوى رب اغفر لي) أي أنه يستثنى من التلفظ بشئ التلفظ برب اغفر لي، فإنه لا يضر للخبر الحسن: أنه - صلى الله عليه وسلم - قال عقب * (ولا الضالين) *: رب اغفر لي.
(Qouluhuv siwa robbighfirli) yakni itu adalah sebuah lafadz pengecualian, sebab hal itu tidak merusak kesunnahan baca amin, berdasarkan hadits hasan bahwa Nabi Saw. membaca "Robbighfirli" setelah membaca "Walaaddloollliiin".
وقال ع ش: وينبغي أنه لو زاد على ذلك: ولوالدي ولجميع المسلمين. لم يضر أيضا اه.
Imam Syabromalisi berkata, "Hendaknya jika lafadz Robbighfirli ditambahi Waliwalidayy wa lijamiil muslimin." Juga tidak apa-apa.
وانظر هل الذي يقول ما ذكر القارئ فقط؟ أو كل من القارئ والسامع؟ والذي يظهر لي الأول، بدليل قوله في الحديث المار قال عقب: * (ولا الضالين) * أي قال عقب قراءته * (ولا الضالين) *، فليراجع.
Lalu amatilah apakah yang membaca tadi adalah qori saja (pembaca fatihah saja)? Atau juga disunnahkan bagi orang yang mendengarkan juga? Pendapat yang jelas menurutku adalah pendapat awal (yang membaca fatihah saja). Dengan dalil satu hadits yang sudah disebutkan tadi di atas. Nabi membaca "Robbighfirlii" setelah membaca "walaaddllollliiin". Maka baiknya kembali pada redaksi hadits saja.
[البكري الدمياطي، إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين، ١٧٣/١]
0 Komentar