Memilih calon Istri ala Syaikhina Maimoen

Memilih calon Istri ala Syaikhina Maimoen

" Anak iku seneng karo ilmu agomo
  tergantung karo atine wong tuwone,
  mergo anak iku soko cuwilan atine wong tuwone.."

Demikian kurang lebih yang disampaikan Syaikhina Maimoen Zubair saat Haul KH. Idris Cepu. beliau menjelaskan, bahwa seorang anak itu bisa menjadi anak yang senang dengan ilmu agama (Islam) tergantung bagaimana hati orang tuanya, karena anak adalah sepotong dari hati orang tua, sebagaimana dikatakan oleh sebagian Ulama

الأولاد أقطاع الأكباد

Beliau melanjutkan, bahwa Anak tidak bisa mengatur dirinya sendiri, sebagaimana contoh adalah Rasulullah yang sudah dipastikan oleh Allah Ta'ala, bahwa nantinya akan menjadi Nabi akhir yang semua tingkah lakunya dijaga Allah (ma'shum), tapi itu semua tidak lepas dari apa yang sudah diidam-idamkan oleh kakek beliau, yaitu Abdi Manaf. Sebagaimana maklum, bahwa dahulu Ka'bah banyak digantungi dengan berhala ketika masa Abdi Manaf, sedang beliau sendiri masih tetap pada agama yang hanif, yakni agama Nabi Ibrahim. Abdi Manaf sendiri sangat berharap agar besok ada dari salah satu turunannya yang mengembalikan Makkah (pada khususnya) dan dunia (pada umumnya) pada ajaran Nabi Ibrohim. Dan hal ini tercermin dari anak turun beliau yang terdiri dari empat orang, yaitu Hasyim, Mutholib, Naufal dan Abdi Syamsin yang kesemuanya mempunyai keinginan untuk mengembalikan Izzul ‘Arab walaupun berbeda caranya. Jadi tidak bisa anak ingin lepas dari orang tuanya.

Syaikhina Maimoen melanjutkan, bahwa Ketika memilih memilih istri, maka hendaknya mencari istri yang tidak terlalu tahu akan dunia. Karena keshalihan anaknya kelak bergantung pada seberapa shalihah ibunya

" Nek milih bojo iku sing ora patiyo ngerti
  dunyo, Mergo sepiro anakmu sholeh,
  sepiro sholehahe ibune.."

Beliau selanjutnya mencontohkan, bahwa Sayyidina Abbas ibn Abdul Muththalib mempunyai istri yang tidak suka berhias, sampai membuat Sayyidina Abbas sendiri malu saat keluar dengan istrinya tersebut. Namun dari istrinya yang tidak suka berhias itu, sayyidina Abbas kemudian dikaruniai seorang anak yang sangat alim, yaitu Sayyidina Abdullah ibnu Abbas. Bahkan sebagaimana riwayat imam Bukhari, bahwa Ibnu Abbas adalah salah seorang sahabat yang didoakan oleh Nabi agar mengerti Al-Qur'an 

حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ ضَمَّنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الْكِتَابَ 

Begitu juga dengan Sayyidina Husain bin Ali cucu Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam yang memiliki istri bernama Shahrbanu atau dikenal dengan Syahzinan yang merupakan putri dari Raja Persia, yakni Yazdajir bin Syahriyar bin Kisra. Beliau menjadi istri dari Sayyidina Husain bin Ali setelah Kekaisaran Persia ditaklukkan dan terbunuhnya Kaisar Yazdegerd oleh Umat Islam dibawah kekhalifahan Sayyidina Umar bin Khattab. Namun meskipun berasal seorang Putri Raja, tetapi setelah menjadi istri dari sayyidina Husain beliau menjadi wanita yang tidak mencintai dunia. Sehingga kemudian beliau berdua diberikan keturunan yang paling alim dari keturunan Rasulullah, yakni sayyidina Ali Zainal Abidin bin Husain

" Kiai-Kiai Sarang ngalim-ngalim koyo
  ngono, mergo mbah-mbah wedo'e do
  seneng poso.."

Beliau juga mencontohkan, bahwa salah satu gurunya yakni Syaikh Yasin al-Fadani ulama dari Padang yang tinggal di Makkah mempunyai istri yang pandai berdagang dan punya dua anak. Salah satu anaknya menjadi ahli bangunan dan yang satunya lagi bekerja di bagian transportasi. Kedua anaknya tidak ada yang bisa meneruskan dakwahnya Syaikh Yasin

" Syaikh Yasin iku nduwe bojo pinter
  dagang, nduwe putro loro. Sing siji dadi
  ahli bangunan sijine kerjo neng
  transportasi. Kabeh anake ora ono sing
  nerusake dakwahe Syaikh Yasin.."

Syaikhina Maimoen kemudian menjelaskan, bahwa teori anak alim dengan memilih istri adalah sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 223 

نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ

Pada ayat itu seorang Istri diibaratkan seperti ladang untuk bercocok tanam bagi suaminya. Seberapa bagusnya bibit ketika tanah atau ladangnya tidak bagus, maka tidak bisa menghasilkan padi (panen) yang bagus pula

" Istri iku ladang kanggo suamine. Sepiro
  apike bibit tapi nek tanahe atau ladange
  ora apik, ora bakal ngasilno pari apik.."

Jadi menurut Syaikhina Maimoen, ketika seseorang ingin mempunyai anak yang alim, maka hendaknya memilih calon istri yang tidak terlalu mengurusi dunia dan sangat taat atau patuh terhadap suaminya. Ketika seseorang laki-laki memilih istri yang mengurusi dunia, maka hendaknya ia harus berani riyadhah. Jika tidak berani riyadhah, maka untuk menghasilkan keturunan yang alim maka hendaknya mencari istri yang suka berdzikir sementara dirinya yang memikirkan dunia atau bekerja

" Nek kowe milih bojo pinter dunyo, mingko sing Lanang kudu wani tirakat. Nek ora wani tirakat, yo lurune bojo sing ahli dzikir, sing Lanang mikir dunyo alias kerjo.."

0 Komentar