Sejarah Penamaan Kitab Tafsir karya Syekh Nawawi Al-Bantani bernama “Maroh Labid”

Alhamdulillah dapat cerita tentang sejarah penamaan Kitab Tafsir ini. 

Tafsir karya Syekh Nawawi Al-Bantani bernama “Maroh Labid”. Memang agak aneh bagi saya ketika mencari tahu artinya. Dan keanehan ini juga dialami oleh Habib Salim bin Jindan yang bertanya langsung ke Syekhona Kholil Bangkalan mengapa gurunya (Syekh Nawawi) menamai tafsirnya dengan “Maroh Labid” yg secara terjemahan bebasnya jaman sekarang adalah Tafsir “Rest Area” (tempat menambatkan unta untuk rehat sejenak) padahal kan Syekh Nawawi pandai berbahasa Arab dan Balaghoh. 

Kemudian Syekh Kholil berkata kepada Habib Salim bin Jindan bahwa penamaan itu adalah dari dirinya sesuai dengan hari, tanggal dan tahun diselesaikannya kitab tafsir karya Gurunya sesuai dengan Hisabul Jumal. 

Artinya Syekhona Kholil memiliki andil dalam lahirnya Kitab Tafsir ini. Bukan sekedar penamaan saja karena dia lah murid yang menginspirasikan jika tidak dikatakan yang meminta Syekh Nawawi untuk menyusun kitab Tafsir tersebut sebab Syekhona Kholil menilai gurunya sudah memiliki karya tulis dan segala cabang ilmu agama kecuali tafsir. 

Dan menariknya sang guru menerima usulan muridnya untuk mengganti nama tafsirnya yg asalnya bernama “Al-Qiran fi Tafsir Al-Quran” menjadi “Maroh Labid li Kasyfi Ma’na Quranin Majid”.

Selain di atas ada informasi lain yg menarik dari KH. Zulfa Mustofa yg didapatkan dari KH. Toifur Mawardi dari Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki dari ayahnya dari kakeknya bahwa “Syekhona Kholil sosok pemuda yang suka diskusi dan debat ilmiah. Di Mekkah banyak ulama yg kalah debat dengannya, hingga pada suatu hari beliau bertemu dengan Syekh Nawawi yg berbadan tidak besar dan berpenampilan sederhana. Terjadilah perdebatan dan di sini Syekhona Kholil kalah debat”. 

Perdebatan ilmiah tersebut menjadikan keduanya semakin dekat, saling take and give. Meski demikian Syekhona Kholil tetap menjadikan Syekh Nawawi sebagai guru utama yg berhasil mencetaknya sebagai Maha Kyai Jawa-Madura sebagaimana kalam beliau di salah satu kitabnya yg menyebut gurunya dengan As-Sufi Az-Zahid. 

Alvian Iqbal Zahasfan, Jakarta 12/4/2025

Sumber: Ceramah KH. Zulfa Mustofa dalam seminar dan Haul 100 Tahun Syekhona Kholil Bangkalan. جزاه الله عنا خير الجزاء

0 Komentar