1. Definisi Rukhsah Syar‘iyyah:
Rukhsah syar‘iyyah adalah hukum-hukum yang disyariatkan karena adanya uzur, sebagai bentuk keringanan bagi mukallaf, sementara sebab yang mewajibkan hukum asal masih tetap ada.
Tidak ada perbedaan pendapat mengenai kebolehan mengambil rukhsah syar‘iyyah jika memang terdapat sebab-sebab yang membolehkannya, dengan syarat:
* Memastikan adanya alasan rukhsah,
* Hanya pada tempat yang sesuai rukhsah,
* Dan memperhatikan ketentuan-ketentuan syar‘i yang telah ditetapkan dalam mengambilnya.
2. Yang dimaksud dengan Rukhsah Fiqhiyyah:
Adalah pendapat-pendapat hasil ijtihad mazhab yang membolehkan sesuatu, berlawanan dengan ijtihad lainnya yang melarang.
Mengambil rukhsah dari pendapat para fuqaha dalam arti mengikuti pendapat yang lebih ringan dibolehkan secara syar‘i, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang disebut pada poin (4).
3. Rukhsah dalam Masalah Umum:
Dalam perkara-perkara publik, rukhsah diperlakukan sebagaimana hukum-hukum fikih pokok, jika rukhsah tersebut mewujudkan kemaslahatan yang diakui secara syar‘i, dan dikeluarkan melalui ijtihad kolektif oleh mereka yang memiliki kelayakan dalam memilih dan memiliki sifat takwa dan amanah ilmiah.
4. Tidak Diperbolehkan Mengambil Rukhsah Mazhab Fiqih karena Hawa Nafsu, karena hal itu akan mengarah pada pembebasan dari beban syariat (tahallul min at-taklif). Mengambil rukhsah dibolehkan dengan syarat-syarat berikut:
a.Pendapat yang diikuti merupakan pendapat yang diakui secara syar‘i, dan bukan pendapat syadz (nyeleneh).
b.Adanya kebutuhan nyata dalam mengambil rukhsah, untuk menghilangkan kesulitan, baik secara umum (masyarakat), khusus (kelompok), atau individu.
c.Orang yang mengambil rukhsah adalah orang yang mampu memilih, atau ia mengikuti orang yang ahli dalam hal tersebut.
d.Tidak mengarah pada talfīq (gabungan pendapat) yang terlarang.
e. Tidak dijadikan alat untuk mencapai tujuan yang tidak dibenarkan syariat.
f.Hati orang yang mengambil rukhsah merasa tenang dan mantap dengan rukhsah tersebut.
Wallahu A'lam.
📚Al Fiqh Al Islami Wa adillatihi, syaikh wahbah Zuhaili yang mengutip dari keputusan Majma’ al-Fiqh al-Islāmī (Majelis Fikih Islam) terkait "Mengambil Rukhsah (keringanan) dan Hukumnya", dalam Keputusan Nomor: 2/75/D8, pada konferensi kedelapan di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, dari tanggal 1–7 Muharram 1414 H (21–27 Juni 1993 M). Turots.
✏️ .
0 Komentar