Sulthanul Ulama al-Izz bin Abdis Salam dan Ilmu Kalam
سمعت الشيخ الإمام شرف الدين أبا عبد الله محمد بن عمران الحسيني الفاسي رحمه الله يقولُ:
Aku mendengar al-Syekh al-Imam Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin Imran Al-Husaini Al-Fasi, semoga Allah merahmatinya, berkata:
( كُنَّا بمدينة فاس مِنْ بلاد المغرب ، لا يُظهِرُ أَحدٌ الاشتغال بعلم الكلام ولا بأصول الدين .. إلا انهم بالبدعة ، ورُمِقَ بعين المروقِ مِنَ الدين .
Tadinya kami berada di kota Fes, Maroko, di mana tidak seorang pun yang menampakkan diri untuk mempelajari ilmu kalam atau ilmu ushuliddin kecuali ia akan dituduh melakukan bid'ah dan dicurigai sebagai orang yang menyimpang dari agama.
وكنت أتشوف إلى الاشتغال بأصول الدين ، فكنتُ أُخفي ذلك اشتغالاً وإشغالاً ، فلما قدمت الديار المصرية ظننتها على تلك الحالِ مِنْ بلادنا ، فلما اجتمعت بسيدي الشيخ الإمام العالم إمامِ الفِرَقِ ناصر الحق محيي السنة عز الدين أبي محمد عبد العزيز بن عبد السلام.. فكانَ مِنْ أَوَّلِ ما سألني عنه المعتقد ، ومِنْ أَوَّلِ ما سألني عنهُ مِنْ جملة المعتقد التأويل ، فبنيت الأمر على ما كنتُ أعهده في البلاد ، وذكرتُ له ما أهل البلاد عليهِ مِنَ الجمود والامتناع من الخوض في علم الكلام أصلاً ورأساً .
Dan tadinya Aku memiliki ketertarikan untuk mempelajari ushuliddin, tetapi Aku menyembunyikan minat dan aktivitas tersebut. Ketika Aku tiba di Mesir, Aku menyangka kondisinya serupa dengan negeri kami. Namun, ketika Aku bertemu dengan guruku, Syekh al-Imam al-'Alim Imam al-firaq Nâshirul Haqq (pembela kebenaran) Muhyi al-sunnah (penegak sunnah) ‘Izzuddin Abi Muhammad Abdil Aziz bin Abdis Salam, beliau bertanya kali pertama kepada saya tentang akidah, diantaranya tentang takwil (penafsiran ayat-ayat yang bersifat metaforis dalam aqidah). Aku menjawab berdasarkan apa yang saya ketahui di negeri kami, dan Aku menjelaskan kepada beliau tentang kebiasaan orang-orang di sana yang sangat kaku dan menolak untuk membahas ilmu kalam sama sekali.
فقال لي : يا ولدي ؛ اعلم أنَّ في هذا الزمانِ يُستدَلُّ بثلاثة أشياء على ثلاثة أشياء :
Beliau lalu berkata kepadaku: 'Nak!, ketahuilah bahwa pada zaman ini, ada tiga hal yang menjadi indikator terhadap tiga hal yang lain.'"
مَنْ قالَ : أنا لا أعتقد أنَّ الكواكب مُؤثّرة لذاتها ، وإنَّما أعتقد أنَّ التأثير يقع عندها لا بها ..فاعلم أنَّه في الباطن يعتقد تأثير الكواكب وأنها فعالة ، وإنَّما يُنكر ذلك خيفةً مِنَ السيف
(1) Orang yang mengatakan: ''Aku tidak meyakini bahwa bintang-bintang (atau planet) memiliki pengaruh dari dirinya sendiri, tetapi aku percaya bahwa pengaruh itu terjadi bersamaan dengan kehadirannya, bukan karena dirinya,'' maka ketahuilah bahwa dalam batinnya ia sebenarnya meyakini bahwa bintang-bintang tersebut memiliki pengaruh dan bahwa mereka berperan aktif (dalam mempengaruhi sesuatu). Hanya saja ia mengingkari hal itu karena takut akan hukuman (ancaman pedang).
ومَنْ قالَ : أنا لا أؤوّلُ ، إنَّما أنا على مذهب السلف أومن بها على ما جاءَتْ ، وسرد العبارات التي يُصادِمُ بها الحشوية .. فاعلم أنَّهُ في الباطن يقول بالظاهر ، ويعتقد مذهب الحشوية والمجسمة .
(2) Orang yang berkata: ''Aku tidak melakukan takwil, tetapi Aku hanyalah mengikuti mazhab salaf dan mempercayainya sebagaimana adanya," kemudian ia menampilkan redaksi-redaksi yang bertentangan dengan pandangan kaum Hashawiyah (kelompok yang memahami teks agama secara sangat harfiah), maka ketahuilah bahwa dalam batinnya, ia sebenarnya berpegang pada pemahaman tekstual, dan ia meyakini pandangan kaum Hashawiyah serta mujassimah (kelompok yang menyamakan Allah dengan sifat-sifat fisik)."
ومَنْ قالَ لك : أنا لا أفضّل على علي رضي الله عنه ولا أُقدِّمُهُ ، ولا أتعرَّضُ لسب أحد .. فاعلم أنَّهُ في الباطن رافضي سبابٌ فنفعني الله بهذه الإشارة منه ، وأظهرت له ما كنتُ أبطنتُهُ مِنْ حال ، وترددت إلى الشيخ شمس الدين الخُسروشاهي مدة اشتغالي على الشيخ عزّ الدين ، مشتغلاً عليهما بأصول الدين)
(3) Orang yang berkata kepadamu: ''Aku tidak mengutamakan Ali radhiyallahu ‘anhu di atas sahabat lain, aku tidak memuji atau mencela siapa pun,'' ketahuilah bahwa dalam batinnya, ia adalah seorang Rafidhi yang suka mencela sahabat-sahabat Nabi.
Mudah-mudahan Allah memberikan manfaat kepadaku dengan isyarat ini dari beliau. Aku pun kemudian menunjukkan kepada beliau apa yang selama ini ku sembunyikan tentang keadaanku, dan Aku mulai sering berkunjung kepada Syekh Syamsuddin Al-Khusruwsyahi selama saya belajar kepada Syekh ‘Izzuddin, sambil terus mendalami ilmu ushuliddin di bawah bimbingan keduanya."
0 Komentar