Aqiqohi adalah salah satu ibadah yang di sunahkan bagi orang tua ketika dikaruniai anak, bila laki-laki disunahkan aqiqoh dgn menyembelih dua kambing. Bila perempuan cukup satu kambing.
aqiqoh sunah dilaksanakan pada hari tuju dari lahirnya bayi. Lalu bagaimana bila bayi lahir dalam kondisi hidup, belum sampai hari ke 7 sudah meninggal? Atau bayi yang keguguran? Apakah juga tetep sunah di aqiqohi?
Ibnu hajar Al Haitami dalam fatwanya, mengatakan, jika usia kandungan bayi sudah mencapai empat bulan lebih, kemudian keguguran, baik bayi itu lahir dalam kondisi sudah meninggal atau dalam kondisi hidup kemudian meninggal, maka bayi itu tetep sunah di beri nama dan juga di aqiqohi.
Sehingga ketika bayi itu lahir umur kandungan melebihi empat bulan ( setelah ditiup nyawa), maka secara mutlak bayi itu sunah diberi nama dan di aqiqohi. Untuk waktu aqiqohnya yaitu hari ke 7 dari lahirnya bayi, baik bayi itu masih hidup atau sudah meninggal.
Dan apabila usia kandungan bayi belum mencapai empat bulan, kemudian keguguran, maka tidak ada kesusahan memberi nama dan aqiqoh.
(وَسُئِلَ) - رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ - هَلْ تُسْتَحَبُّ الْعَقِيقَةُ عَنْ السِّقْطِ مُطْلَقًا أَوْ يُفَرَّقُ بَيْنَ مَنْ ظَهَرْت فِيهِ أَمَارَةُ التَّخَلُّقِ مِنْ تَخْطِيطٍ وَغَيْرِهِ؟
(فَأَجَابَ) نَفَعَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى بِعُلُومِهِ الْمُسْلِمِينَ بِأَنَّ الْعَقِيقَةَ إنَّمَا تُسَنُّ عَنْ سُقْطٍ نُفِخَتْ فِيهِ الرُّوحُ كَمَا جَرَيْتُ عَلَيْهِ فِي شَرْحَيْ الْإِرْشَادِ وَالْعُبَابِ تَبَعًا لِلزَّرْكَشِيِّ وَأَمَّا مَا لَمْ تُنْفَخْ فِيهِ الرُّوحُ فَهُوَ جَمَادٌ لَا يُبْعَثُ وَلَا يُنْتَفَعُ بِهِ فِي الْآخِرَةِ فَلَا تُسَنُّ لَهُ عَقِيقَةٌ بِخِلَافِ مَا نُفِخَتْ فِيهِ فَإِنَّهُ حَيٌّ يُبْعَثُ فِي الْآخِرَةِ وَيُنْتَفَعُ بِشَفَاعَتِهِ وَقَدْ قَالَ جَمَاعَةٌ مِنْ السَّلَفِ مَنْ لَمْ يَعُقَّ عَنْ وَلَدِهِ لَا يَشْفَعُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَفْهَمَ مَا ذَكَرْته مِنْ أَنَّ الْعَقِيقَةَ تَابِعَةٌ لِلْوَلَدِ الَّذِي يَشْفَعُ وَهُوَ مَنْ نُفِخَتْ فِيهِ الرُّوحُ فَكَذَلِكَ يُقَيَّدُ نَدْبُهَا بِمَنْ نُفِخَتْ فِيهِ الرُّوحُ، وَاَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ.
[ابن حجر الهيتمي ,الفتاوى الفقهية الكبرى ,4/257]
M.Thohari Muslim
0 Komentar