Ikan lele adalah salah satu ikan yang menjadi favorit sebagian orang untuk dijadikan lauk pauk. Dalam membudidayakan ikan lele ada sebagian peternak dalam memberi pakan tidak hanya memakai sentrat, tapi ada yang di beri pakan bankai.
Dalam memberi pakan tersebut ada yang dominan lelenya di beri pakan bankai, ada juga yang hanya sesekali saja. Ini yang menjadi kebingungan sebagian orang, *apakah lele itu tetep halal di konsumsi, padahal diberi pakan bangkai?*
Dalam menyikapi permasalahan ini, abu Ishaq as syairozi dalam kitab muhadzab menjelaskan bahwa makruh hukumnya makan binatang jalalah. Jalalah adalah binatang yang mayoritas pakannya berupa perkara yang najis. pakan yang najis itu sampai merasuk pada daging sehingga dagingnya berasa dan beraroma busuk kayak najis yang dimakan.Jika tidak sampai seperti itu, atau durasi pemberian pakan yang najis itu yang sedikit, maka hukumnya tidak makruh.
Dari keterangan di atas bisa di simpulkan bahwa menkonsumsi ikan lele yang di beri pakan bangkai hukumnya makruh, jika daginya lele berasa dan bararoma busuk seperti bangkai. Jika tidak sampai seperti itu maka hukum menkonsumsinya tidak makruh.
Namun sebaiknya sebelum di konsumsi ikan lele tersebut di seterilkan sampai bau busuk bangkai yang ada pada ikan tersebut hilang, kemudian baru di konsumsi.
(ويكره أكل الجلالة وهى التى أكثر أكلها العذرة من ناقة أو بقرة أو شاة أو ديك أو دجاجة لِمَا رَوَى ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا (أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عن ألبان الجلالة) ولا يحرم أكلها لانه ليس فيه أكثر من تغير لحمها وهذا لا يوجب التحريم فان أطعم الجلالة طعاما طاهرا وطاب لحمها لم يكره لما رُوِيَ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ تعلف الجلالة علفا طاهرا ان كانت ناقة أربعين يوما وان كانت شاة سبعة أيام وان كانت دجاجة فثلاثة أيام)
[النووي ,المجموع شرح المهذب ,9/28]
(فَرْعٌ)
فِي مَذَاهِبِ الْعُلَمَاءِ فِي الْجَلَّالَةِ
* قَدْ ذَكَرْنَا أَنَّ مَذْهَبَنَا أَنَّهُ إذَا تَغَيَّرَ لَحْمُهَا كُرِهَتْ كَرَاهَةَ تَنْزِيهٍ عَلَى الْأَصَحِّ وَلَا تَحْرُمُ سَوَاءٌ لَحْمُهَا وَلَبَنُهَا وَبَيْضُهَا وَبِهِ قَالَ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ وَمَالِكٌ وَدَاوُد وَكَذَا لَا يَحْرُمُ مَا سُقِيَ مِنْ الثِّمَارِ وَالزُّرُوعِ مَاءً نَجِسًا
* وَقَالَ أَحْمَدُ يَحْرُمُ لَحْمُ الْجَلَّالَةِ وَلَبَنُهَا حَتَّى تُحْبَسَ وَتُعْلَفَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا قَالَ وَيَحْرُمُ الثِّمَارُ وَالزُّرُوعُ وَالْبُقُولُ الْمَسْقِيَّةُ مَاءً نَجِسًا وَاَللَّهُ أَعْلَمُ
[النووي ,المجموع شرح المهذب ,9/30]
0 Komentar