Yang Menghanguskan Pahala Puasa.

Perkara yang dapat membatalkan puasa secara garis besar dibagi menjadi dua: membatalkan pahala serta puasanya dan membatalkan pahala puasanya saja.

Yang membatalkan puasa, maksudnya batal secara sudut pandang fiqih, seperti makan, minum, memasukkan sesuatu ke jauf, jima' dan murtad. Sedangkan yang membatalkan pahala puasa maksudnya adalah secara sudut pandang fiqih, puasanya sah, akan tetapi tidak memperoleh pahala dan keutamaan berpuasa. 

Ada eman hal yang dapat membatalkan pahala puasa, yaitu: berbohong, ghibah, sumpah palsu, adu domba, melihat yang tidak halal dilihat atau halal, namun dengan syahwat, berkata buruk dan melakukan hal buruk.

Referensi:

Taqrirotus Sadidah, Halaman 448-449:

                               مبطلات الصوم

هي قسمان: 
١. قسم يبطل ثواب الصوم لا الصوم نفسه، فلا يجب عليه القضاء، وتسمى محبطات.

       Perkara yang Membatalkan Puasa. 

Dibagi menjadi dua kategori:

.

1. Membatalkan pahala puasa, bukan puasanya itu sendiri, maka tidak wajib qodlo. Ini dinamakan dengan "Muhbithot".

.

٢. قسم يبطل الصوم وكذلك الثواب، إن كان بغير عذر, فيجب فيه القضاء، وتسمى مفطرات 

.

2. Membatalkan puasa pun juga pahala puasa (apabila tanpa adanya udzur), maka wajib diqodlo'. Ini disebut dengan "Mufthirot".

.

القسم الأول: المجيطات وهي ما تبطل ثواب الصوم ¹، قال صلى الله عليه وسلم "كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع والعطش ². 

.

Kategori yang pertama adalah Muhbithot, yaitu perkara yang membatalkan pahala puasa. Nabi Saw. bersabda, "Banyak orang puasa namun dia tidak memperoleh dari puasanya kecuali hanya lapar dan dahaga."

.

١) الغيبة، وهي ذكر أخاك المسلم بما يكره ولو كنت صادقا³
٢) النميمة: وهي نقل الكلام بقصد إيقاع الفتنة. 
٣) الكذب: وهو الإخبار بغير الواقع 
٤) النظر لما يحرم أولما يحل بشهوة، أي بأن يلتذ بالنظر
٥) اليمين الكاذبة، أي الحلف الكذب 
٦) قول الزور والفحش والعمل به، وفي حديث من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
.

1. Ghibah (menggunjing), yaitu membicarakan suadara se-islam, tentang suatu yang tidak disukainya dan meski pun yang dibicarakan adalah sebuah kebenaran.

2. Namimah (adu domba), yaitu memindah perkataan dengan tujuan menjatuhkan fitnah.

3. Kadzb (berbohong), yaitu berbicara tidak sesuai dengan kenyataan.

4. Melihat hal yang diharamkan atau melihat yang dihalalkan tapi disertai syahwat, maksudnya menikmati dengan melihatnya itu.

5. Yamin kadzibah (sumpah palsu), yaitu bersumpah dusta. 

6. Berkata dusta, omong kosong dan berkata jelek serta melakukannya. Dalam satu hadits: barang siapa tidak meninggalakn perkataan dan perbuatan dusta/haram, maka  sia-sia di sisi Allah, ia meninggalkan makan dan minumnya (puasa).

.

__________________________

¹:وفي الحديث: خمس يفطرن الصائم: الكذب، والغيبة، والنميمة والنظر بشهوة واليمين الكاذبة. قال العلماء معنى "يفطرن الصائم" أي يحبطن أجره ويبطلن ثوابه رواه الديلمي في "الفردوس" وذكره المناوي في "فيض القدير"

¹. Dalam satu hadits, "Lima hal yang membatalkan orang puasa: bohong, ghibah, namimah, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu." Ulama berpendapat bahwa makna "Membatalkan orang puasa" adalah mensia-sia ganjaran dan membatalkan pahalanya."   Hr. Ad-dailamiy dalam kitab "Al-firdaus", hadits tadi juga disebutkan oleh Imam Al-munawiy dalam kitab "Faidlul Qodir".

³. وفي حديث:: الصائم في عبادة من حين يصبح إلى حين يمسي ما لم يغتب فإذا اغتاب خرق صومه. رواه الديلمي

³. Dalam satu hadits: orang yang berpuasa senantiasa dalam ibadah sejak pagi sampai sore, selagi dia tidak ghibah, ketika dia ghibah maka dia telah menghanguskan puasanya. H.R. Ad-dailamiy.

[تقريرات السديدة، صحفة، ٤٤٨-٤٤٩]

.

Ihya' Ulumiddin, Imam Ghazali:

وروى جابر عن أنس عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه قال خمس يفطرن الصائم الكذب والغيبة والنميمة واليمين الكاذبة والنظر بشهوة

Sayiduna Jabir meriwayatkan dari Sahabat Anas dari RosululLoh ShollalLohu Alaihi wa Sallama, beliau bersabda, "lima hal yang dapat membatalkan puasa: berbohong, ghibah, adu domba, sumpah palsu, dan melihat dengan hasrat/syahwat.".

[أبو حامد الغزالي، إحياء علوم الدين، ٢٣٤/١]

.

Mughni Muhtaj syarah dari Minhaj:

 قال السبكي :وَحَدِيثُ «خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ: الْغِيبَةُ، وَالنَّمِيمَةُ» إلَى آخِرِهِ ضَعِيفٌ وَإِنْ صَحَّ. قَالَ الْمَاوَرْدِيُّ: فَالْمُرَادُ بُطْلَانُ الثَّوَابِ لَا الصَّوْمِ

Imam As-subki berkata, "adapun hadits: lima hal yang membatalkan puasa; ghibah, adu domba... Ila akhir. Adalah dloif, meski pun sohih." Imam Al-mawardi berkata, "murod dari hadits tersebut adalah batalnya pahala puasa, bukan puasanya (secara persepsi fiqih).

[مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج ,2/167]

.

Riyadlus sholihin:

2/1241- وعنهُ قَالَ: قَالَ النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: "مَنْ لَمْ يَدعْ قَوْلَ الزُّورِ والعمَلَ بِهِ فلَيْسَ للَّهِ حَاجةٌ في أَنْ يَدَعَ طَعامَهُ وشَرَابهُ" رواه البخاري.

.

Dari Abu Huroiroh, beliau mengatakan bahwa Nabi ShollalLohu Alaihi Wa Sallama bersabda, "Barang siapa tidak meninggalakn perkataan dan perbuatan dusta/haram, maka tiada guna bagi Allah, ia meninggalkan makan dan minumnya (puasa)." H.R. Al-bukhori.

[النووي ,رياض الصالحين ط الرسالة ,page 357]

Wallohu A'lamu Bishhowaab.

0 Komentar